Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > FolksTale > Kembali Ke Kahyangan
 
Kembali Ke Kahyangan
 
I Rajapala adalah seorang pemburu dan penangkap burung. Pada suatu hari, ia pergi ke tengah hutan untuk berburu, dan menangkap burung. Sialnya, tak seekor binatang dan burung pun di perolehnya. Karena lelah, ia beristirahat dibawah sebatang pohon yang besar. Di dekat pohon itu terdapat sebuah telaga.

Tak lama kemudian, datanglah tujuh orang bidadari mandi ketelaga itu. Melihat hal itu, I Rajapala bersembunyi dibalik pohon sambil memperhatikan para bidadari itu mandi.

Setelah bidadari itu hampir selesai mandi, I Rajapala mengambil selendang alat terbang salah seorang bidadari dengan sumpitannya.

Usai mandi, enam orang bidadari terbang kembali kesurga, seorang bidadari tidak bisa ikut karena selendang terbangnya hilang. Bidadari itu bernama Ken Sulasih.

Ketika kebingungan mencari selendang terbangnya, I Rajapala keluar dari persembunyiannya. Lalu mendekati Ken Sulasih.

Hai, wanita cantik, kamu sedang mencari apa?

Selendangku hilang. Apakah kamu melihatnya?

Yang ini?” tanya I Rajapala sambil memperlihatkan selendang yang diambilnya itu.

Nah, itulah selendang saya. Tolong kembalikan supaya saya bisa pulang kesurga. Kalau perlu saya mau menebusnya dengan apapun,“ kata Ken Sulasih penuh harapan.

Tidak, saya tidak mau mengembalikan selendang ini kecuali kamu bersedia menjadi istriku.

Karena merasa terdesak, Ken Sulasih memenuhi permintaan I Rajapala. Akan tetapi, Ken Sulasih mengajukan syarat. Jika kelak anak peratmanya lahir, I Rajapala harus mengembalikan selendangnya dan mengizinkan Ken Sulasih pulang kesurga. I Rajapala menerima syarat itu. Sejak itu, I Rajapala dan Ken Sulasih menjadi suami istri.

I Rajapala sangat sayang kepada Ken Sulasih karena sejak beristrikan Ken Sualsih ia selalu memperoleh keberuntungan. Penduduk desa sangat heran karena I Rajapala punya istri sangat cantik.

Tanpa terasa, beberapa tahun telah berlalu. Ken Sulasih melahirkan seorang anak laki-laki. Anak ini diberi nama I Durma. Belum genap setahun anaknya lahir, Ken Sulasih teringat dengan syarat pernikahannya. Ia pun menemui suaminya.

Kakak Rajapala, kembalikan selendangku. Saya akan pulang kesurga. Peliharalah anak kita baik-baik.” Dengan rasa sedih, I Rajapala mengembalikan selendang Ken Sulasih.

Setelah memeluk anaknya dengan rasa terharu, Ken Sulasih pulang ke surga. Meskipun hatinya dirundung rasa sedih, I Rajapala tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya, yaitu berburu dan menangkap burung. Jika ia berburu, anaknya dititipkan pada tetangganya.

Tersebutlah I Durma telah berumur lima tahun. Ia tumbuh menjadi anak yang tampan dan cerdas. Pada suatu hari, I Rajapala memanggil anaknya.

Durma anakku, Ayah sangat sayang kepadamu.Tetapi ayah sudah tua. Sudah saatnya ayah bertapa. Tinggallah kamu di rumah baik-baik. Belajarlah rajin-rajin agar engkau pandai.” Sambil menangis, dipeluknya anaknya erat-erat. Setelah dititipkan kepada tetangganya, I Rajapala pun berangkat ke hutan untuk bertapa.

Setelah dewasa, I Durma menjadi pemuda yang tampan, cerdas dan cekatan. Dengan pertolongan tetangganya, ia mengabdikan diri di Kerajaan Wana Keling. Raja amat sayang kepadanya karena berbagai kesulitan dan persoalan kerajaan dapat diatasi dengan baik oleh I Durma.

Pada suatu hari, I Durma menghadap Raja Wana Keling.

Tuanku Yang Mulia, perkenankanlah hamba memohon diri pergi ke hutan untuk menengok ayah hamba di pertapaan.

Baiklah Durma, tetapi janganlah terlalu lama pergi. Tenagamu sangat diperlukan oleh kerajaan.

Titah paduka hamba junjung,” kata I Durma sambil menyembah, lalu mohon diri.

Dalam perjalanannya memasuki hutan, I Durma banyak menemui rintangan. Beberapa kali ia dihadang oleh perampok. Di samping itu, sekelompok raksasa menyerangnya di tengah jalan. Namun, semua itu dapat diatasi dengan mudah.

Telah beberapa hari ia berjalan memasuki hutan, tetapi belum juga bertemu tempat pertapaan ayahnya. Ketika ia duduk beristirahat, datanglah segerombolan orang dari Wana Keling yang mengabarkan kerajaan dalam keadaan bahaya.

Durma, kami adalah rakyat Wana Keling yang diperintahkan oleh raja untuk menjemput kamu. Segeralah kamu kembali. Jika keadaan sudah aman, kamu boleh balik ke hutan untuk menemui ayahmu.

Baiklah kalau demikian. Keamanan kerajaan lebih penting dari keinginan saya.” Lalu, kembalilah I Durma ke Wana Keling bersama rommbongan yang menjemputnya.

Pada saat I Durma tiba di Wana Keling, kerajaan sudah kacau-balau. Tentara kerajaan sudah terdesak.

Tanpa berpikir panjang, I Durma langsung terjun ke medan perang. Berkat kesigapan I Durma berperang dan mengendalikan tentara kerajaan, tentara musuh dapat dikalahkan. Raja memberikan penghargaan kepada I Durma sebagai abdi kerajaan yang telah menyelamatkan negara.
 
Copyright © 2005, Bali Directory Designed and Managed by bali3000