Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > FolksTale > Lepas Dari Jebakan
 
Lepas Dari Jebakan
 
Kancil atau pelanduk adalah hewan yang terkenal cerdik. Pada suatu hari kancil sangat lapar sekali. Ia berjalan mencari makan. Walau hari masih pagi ia benar-benar merasa sangat lapar.

Dia keluar dari tempat persembunyiannya menelusuri jalan. Setelah beberapa saat dia berjalan melewati padang rumput dan semak belukar yang ada, lalu dia menemukan sebuah kebun sayur-sayuran.

Berbagai tanaman di dalam kebun itu sangat subur tumbuhnya. Hal ini membuat kancil sangat ingin menikmati makanan itu walaupun sedikit.

Sementara itu Pak Dul yang memiliki kebun sedang di dalam kebun memandangi tanamannya dengan puas karena segar dan subur sekali.

Menyadari hal itu kancil segera pulang dan berniat datang kembali sorenya. Kira-kira pukul lima sore kancil telah kembali ke kebun itu.

Setelah lama ia mengintai Pak Dul yang sibuk melihat-lihat buah timunnya akhirnya kancil agak lega melihat Pak Dul sedang berkemas-kemas untuk pulang.

Pak Dul tidak menduga kalau ada kancil yang bersembunyi disamping pohon kelapa hendak mencuri timun yang ada di kebunnya.

Langsung saja dia menutup dan mengunci pagar kebun dan langsung pulang menuju rumahnya. Melalui celah pagar yang ada kancil menerobos masuk ke kebun itu.

Dengan perasaan senang sambil meloncat-loncat kian kemari ia mulai melampiaskan selera makannya yang sejak tadi telah kelaparan. Rakus sekali kancil hari ini melahap buah mentimun. Juga kadang-kadang ia melahap beberapa kacang panjang.

Begitulah hingga sore berikutnya, kancil datang kembali keluar masuk melalui celah lubang pagar yang sama. Setelah berulang kali melakukan perbuatannya pak Dul pun tahu juga.

Betapa terkejut Pak Dul melihat timun yang ada. Kali ini sangat berat sekali, karena ulah kancil. Kancil tidak hanya makan timun tetapi juga merusaknya.

Betul-betul kurang ajar yang merusak timunku!” geram Pak Dul.

Jika ia menemukan biang perusak itu. Ia ingin segera membunuhnya, tak peduli hewan apa saja.

Setelah diteliti ia pun menemukan celah lubang dimana binatang itu masuk. Celah itu ada menghadap berlawanan dari pintu masuk kebun.

Setelah itu Pak Dul segera menggali lubang tepat di tempat jalan masuk, di luar pagar. Lubang itu ditutupinya dengan dedaunan dan potongan kayu-kayu kecil. Keadaan tutup itu dibuat sedemikian rupa agar tidak tampak bahwa itu perangkap. Menjelang sore perangkap itu telah selesai dibuatnya.

Pak Dul penuh harap agar nanti malamnya bisa menjebak pelaku yang merusak tanaman timun di kebunnya. Seperti biasa menjelang senja kancil pun datang di sekitar kebun itu.

Dia segera mengintip barangkali Pak Dul belum pulang. Karena diamatinya Pak Dul sudah pulang lalu dia menuju jalan terobosan yang biasa dia lalui.

Beberapa langkah mencapai celah pagar yang biasa dia lewati tidak diduga sebelumnya, kancil langsung jatuh ke dalam lubang yang dalam.

Kancil takut dan cemas sekali. Dia mencari akal supaya bisa keluar dari lubang tersebut. Tapi sia-sia belaka. Kini ia menyadari akibat perbuatan jahilnya.

Kancil sengaja mengucapkan doa-doa palsu untuk mempengaruhi binatang yang lewat di atas lubang. “Tap-teratap daun terentang, Langit gelap tidak berbintang. Besok hari akan kiamat, Didalam lubang ini aku selamat”.

Kura-kura yang lewat dia segera menegok kedalam lubang. Dia langsung bertanya, “Hai apa kerjamu dalam lubang ini cil?” Kancil menjawab bahwa dia sedang berdoa karena menurut ahli nujum seberang besok kiamat tiba. Setelah mendengar pertanyaan kura-kura ia tetap meneruskan doanya. Akhirnya kura-kura percaya bahwa besok benar-benar kiamat. Kura-kura ingin masuk pula ke dalam lubang itu. Kura-kura diijinkan dan dia pun akhirnya harus patuh pada peraturan kancil. Ia berdoa pula seperti kancil.

Lalu ada kijang lewat dan mendengar doa mereka. Kijang segera menengok mereka dan menghampirinya. Setelah itu menyusul babi hutan datang. Ia juga terpengaruh akan tibanya hari kiamat pada esok hari yang disampaikan oleh ahli nujum dari seberang.

Babi hutan merujuk kepada yang ada di dalam lubang agar diperkenankan ikut selamat dari hari kiamat itu.Babi hutan pun diperbolehkan masuk ke dalam lubang yang digali Pak Dul tersebut tanpa merasa sedikitpun curiga. Menyusul pula rusa.

Lalu datang harimau. Harimau si binatang buas, merasa ingin segera selamat dari hari kiamat. Maka ia juga segera masuk ke lubang. Nanti kalau hari kiamat sudah usai dia segera menerkam salah satu dari mereka.

Ia pun masuk. Setelah semua masuk, kancil mulai bicara, “Teman-teman, kita berenam di dalam lubang ini harus tenang sesuai aturan yang saya buat”.

Baiklah kancil, coba jelaskan aturannya!” kata mereka.

Begini!” kata kancil. “Mari kita berjanji agar selamat besok pagi. Dan diantara kita tidak ada yang boleh kentut. Jika ada yang kentut maka harus kita keluarkan dari lubang ini! Setuju?

Setuju!” serentak mereka menjawab. Tapi suatu keganjilan terjadi ketika menjelang pagi, karena ada bau kentut di antara mereka. Bau kentut itu sangat menyengat sekali.

Siapa terkentut!” bentak kancil. Serentak mereka ketakutan.

Mereka mulai saling memeriksa dari satu binatang kepada yang lainnya.

Ternyata kelima kawanan itu tidak ada yang menandakan baru kentut. Mereka hanya saling pandang dan saling curiga karena semua binatang yang ada di dalam lubang hanya mereka, tetapi diantara mereka tidak ada yang mengakui kalau salah satu dari mereka telah kentut. Pemeriksaan jatuh kepada kancil sendiri yang dilaksanakan oleh kura-kura. Melihat keadaan begitu, kura-kura langsung berkata, “Wah, kini harus bagaimana sekarang? Ternyata yang kentut adalah kancil!

Sesuai peraturan, bahwa siapa saja yang kentut harus dikeluarkan dari lubang ini sekarang juga”, tambah kura-kura.

Ya setuju....!” mereka semua teriak dengan lantang sekali.

Harimau yang sejak tadi geram pada kancil mulai tidak sabar. Tanpa banyak basa basi, langsung dipegangnya kancil dan dilemparkan keluar.

Dasar tukang usil! Yang lain dilarang kentut malah dirimu sendiri yang kentut!” ujar sambil tersenyum harimau. Tetapi dasar kancil tetap kancil.

Ketika dilemparkan keluar dari lubang mereka terkejut bukan main mendengar, “Terima kasih kawan-kawan. Selamat masuk perangkap Pak tani!

Astaga, kita ditipu lagi oleh kancil”, sesal mereka. Sementara menunggu matahari yang akan segera terbit, mereka semakin mendongkol kepada si kancil, tapi mau apa lagi?

Akhirnya kancil pergi tanpa peduli bagaimana nasib binatang lainnya di hadapan Pak Dul si petani yang menanam mentimun itu.
 
Copyright © 2005, Bali Directory Designed and Managed by bali3000