Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > FolksTale > Marian dan Kepala Kuda - Inggris
 
Marian dan Kepala Kuda - Inggris
 
Dahulu di Inggris ada seorang tuan tanah yang kaya raya mempunyai ramuh yang megah di daerah Brittany. Walaupun ia kaya, ia merasa sedih bila memikirkan nasib putra tunggalnya, Irwin. Irwin adalah pemuda yang sehat dan cerdas, tapi sayang... dia dilahirkan dengan kepala berbentuk kepala kuda.

Namun demikian, Irwin dibesarkan dan dididik seperti umumnya manusia biasa. Ketika sudah dewasa, ayahnya menyuruhnya menikah. Si ayah lalu pergi mengunjungi seorang petani yang punya tiga anak gadis.

Gadis sulung setuju menikah dengan Irwin karena Irwin putra seorang tuan tanah yang kaya raya. Jadi alasannya hanya karena harta benda saja. Sama sekali tidak mencintai Irwin.

Setelah menikah, aku akan membunuhnya dengan demikian aku akan menjadi janda kaya,” pikir Gadis Sulung.

Hari pernikahan pun tiba. Keesokan harinya, bukan mayat Irwin yang ditemukan orang tetapi mayat si Gadis Sulung.

Irwin mengatakan pada ayahnya bahwa memang sudah nasib gadis itu demikian. Ayah Irwin penasaran, mengapa bisa terjadi demikian.

Aku hanya membela diri, Ayah,” kata Irwin.

Gadis Tengah mendengar kabar bahwa kakaknya meninggal karena sakit.

Bagus, sekarang kesempatanku untuk menjadi kaya,” pikirnya.

Maka Gadis Tengah menikah dengan Irwin, tetapi nasibnya sama saja dengan nasib kakaknya.

Sekarang tinggal si Gadis Bungsu bernama Marian. Dia tidak ingin membunuh Irwin. Dia bahkan mulai mencintai suaminya. Setahun kemudian lahirlah seorang bayi yang sehat dan normal. Pasangan muda itu sangat bahagia.

Irwin sangat bangga. Diciumnya istrinya penuh sayang, sambil berkata, “Besok pagi jika anak kita selesai dibaptis, aku akan terbebas dari kutukan. Tapi kekuatan sihirnya takkan hilang sebelum gema lonceng gereja tak terdengar lagi. Jangan katakan kepada siapapun mengenai hal ini sebelum upacara pembaptisan itu benar-benar selesai.”

Keesokan harinya ibu mertua Irwin datang menengok sang cucu. Upacara pembaptisan berlangsung khusyuk. Lonceng gereja berdentang-dentang. Ibu si bayi sangat bahagia. Sebentar lagi lonceng berhenti berdentang, pasti takkan berbahaya jika dikatakannya saja rahasia suaminya itu pada ibunya.

Dia tak bisa lagi menahan diri. Sebentar lagi suaminya akan berubah menjadi manusia biasa.

Begitu ia selesai bercerita, terdengar lonceng berdentang untuk terakhir kalinya. Dia telah melanggar janjinya sebelum gema suara lonceng hilang dari pendengaran.

Irwin menerjang masuk kamar tempat istrinya duduk mengobrol dengan ibunya. Dia sangat kesal, kecewa dan putus asa.

Apa maksudmu berbuat seperti ini, Marian?” Tanya Irwin dengan geramnya. “Sekarang aku terpaksa bertapa di tempat sunyi dan terkurung dalam kepala kuda seumur hidup.

Oh, maafkan aku,” tangis Marian sambil memeluk suaminya. Dengan kasar Irwin mencampakkan istrinya. Itu membuat Marian terluka. Tiga tetes darah menitik dari hidungnya dan menodai kemeja Irwin.

Terdengar sebuah suara berseru, “Buang istri manusia kepala kuda itu ke Gunung Kristal.

Entah dari mana, tiba-tiba muncul rajawali raksasa. Burung itu mencakarnya dan membawanya terbang tinggi-tinggi … melintasi lembah dan laut sampai di kaki Gunung Kristal.

Marian yang malang dengan putus asa memandangi salju licin disekelilingnya dan sebuah rumah terpencil di puncak gunung. Seekor rubah merasa iba kepadanya. “Pegangilah ekorku,” katanya. “Aku akan menuntunmu sampai ke rumah itu. Ada seorang pria malang tinggal di sana. Kepalanya persis kepala kuda.

Marian kaget. Pria itu pastilah suaminya. Dengan bantuan rubah yang baik hati itu, Marian sampai ke rumah yang dituju. Tiga orang perempuan sedang mencuci sehelai baju. Ada tiga titik darah menodai baju tersebut.

Sulit sekali menghapus noda darah ini,” keluh mereka. Tuan pasti akan marah kepada kita.”

Biarkan aku mencobanya,” kata Marian. Sekali usap, bersihlah baju itu. Tiga perempuan itu merasa senang, mereka menerima Marian sebagai pelayan di rumah itu. Malamnya, Marian bersembunyi di bawah tempat tidur suaminya.

Ketika Irwin masuk ke kamar, dia keluar dari tempat persembunyiannya dan berkata, “Akulah gadis yang telah menghapus noda darah di baju Tuan, tapi tidakkah Tuan masih mengenaliku?

Dengan bahagia Irwin memeluk Marian. Seketika itu juga kepala kudanya hilang. Dia berubah menjadi seorang pria muda yang tampan. Kutukan telah musnah.

Paginya Marian dan Irwin meninggalkan rumah tua yang sepi terpencil di puncak gunung kebali ke Brittany. Sejak itu mereka hidup bahagia bersama anak mereka.
 
Copyright © 2005, Bali Directory Designed and Managed by bali3000