Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > FolksTale > Pangeran Arran - Rusia
 
Pangeran Arran - Rusia
 
Di pedalaman Rusia bakas Uni Soviet, dahulu memerintah seorang raja yang kaya dan sangat berkuasa. Kekayaannya didapat dari tambang batubara, perak, permata. Sehingga rakyatnya hidup makmur penuh kedamaian.

Tapi sang Raja merasa gundah gulana, karena permaisurinya hingga kini belum melahirkan anak, padahal mereka sudah lama menikah.

Namun dengan sabar sang Raja menunggu. Akhirnya penantiannya tidak sia-sia. Setelah bertahun-tahun permaisuri Sophie melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan tampan. Anak itu diberi nama Pangeran Arran.

Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Di seluruh negeri diadakan pesta, hadiah-hadiah dibagikan. Seluruh penduduk ikut bergembira.

Sayang, ada satu orang yang tidak puas. Dia adalah sepupu Raja, bernama Gubernur Olaf. Sebelum Pangeran Arran lahir, Gubernur Olaf adalah calon pewaris tahta. Sejak kelahiran Putra Mahkota, kedudukan Gubernur Olaf tergeser. Dia bukan lagi pewaris tunggal tahta kerajaan.

Iri hati dan dengki meracuni hati Gubernur Olaf. Dari hari ke hari Putra Mahkota tumbuh makin besar, tampan, pandai dan semakin dibenci oleh Gubernur Olaf.

Akulah yang yang harus mewarisi tahta kerajaan. Aku!” sumpah Gubernur Olaf sambil memikirkan rencana jahat untuk menyingkirkan putra mahkota.

Pada suatu malam, Gubernur Olaf menculik Putra Mahkota dan melarikanya ke gunung-gunung.

Akan kubuang makhluk sialan ini di tempat yang takkan mungkin ditemukan orang,“ geramnya. “Dengan demikian aku akan diangkat kembali menjadi pawaris tahta. Orang-orang akan menghormati aku lagi.

Gubernur yang licik itu pun meninggalkan Putra Mahkota di lereng gunung terpencil, lalu kembali ke istana.

Bangsawan itu tidak tahu, bahwa di gunung-gunung yang sunyi tidak hanya batu karang atau salju saja yang ada, tapi juga hal-hal yang ajaib. Gunung tempat pangeran Arran ditinggalkan adalah tempat tinggal Kuda Bersayap Api.
Binatang ajaib ini mempunyai sayap, ekor, dan surai yang selalu menyala seperti api. Dia selalu berkeliran menjelajah celah-celah pegunungan.

Kuda itu merasa iba melihat Pangeran Arran. Digendongnya Pangeran kecil itu dan diterbangkanya ke gua tempat tinggal peri-peri salju. Peri-peri salju lalu merawat dan mendidik Pangeran Arran hingga ia tumbuh menjadi seorang anak muda yang tampan, gagah, pandai, dan pintar bermain musik. Pendek kata menguasai segala hal yang harus dikuasai oleh seorang pangeran muda.

Pangeran Arran benar-benar bahagia tinggal di pegunungan itu. Setiap hari dia akan memacu kuda-kudanya bersayap api itu dan menjelajahi lereng-lereng yang tersembunyi. Dia senang memandangi puncak-puncak bukit di bawahnya sambil menikmati semilirnya angin pegunungan.

Jika Pangeran Arran hidup bahagia, tidak demikian halnya dengan kedua orang tuanya. Mereka merana. Yang mereka ketahui hanyalah bahwa putra kesayangannya hilang diculik dan tak pernah bisa ditemukan kembali. Tak ada lagi pawaris tahta-kecuali, tentu saja, Gubernur Olaf.

Gubernur Olaf merasa puas.

Banyak sudah pasukan yang dikerahkan untuk mencari pangeran yang hilang, tapi tak ada yang berhasil menemukan, sampai akhirnya Ratu Sophie mendengar tentang seorang wanita bijaksana yang tinggal di kaki pegunungan yang tinggi.

Ratu Sophie pergi mengunjunginya. “Pangeran yang hilang?” tanya wanita tua itu parau. “Aku pasti bisa mencari berita tentang pangeran yang hilang. Seorang pangeran selalu di dikelilingi cahaya yang bersinar samar. Wanita arif seperti aku ini bisa melihat dan merasakannya, meskipun dari jarak yang cukup jauh.”

Wanita tua itu duduk bersemadi. Lama sekali, sehingga Ratu Sophie menyangkannya telah tertidur. Akhirnya kelopak matanya bergetar dan wanita tua itu pun membuka matanya.

Di lereng gunung-gunung tinggi,” bisik wanita itu, ”Di gua peri-peri salju, dalam gua yang dingin membeku, aku bisa merasakan adanya kehangatan. Ada manusia yang tinggal di sana. Aku bisa melihat cahaya samar-samar yang mengelilinginya, meskipun mataku tertutup. Pastilah dia sang pangeran yang hilang, putramu.

Wanita bijaksana itu menunjukkan jalan ke arah gua peri salju, lalu Raja sendiri naik ke sana diiringkan pasukan pengawal yang gagah berani.

Dengan segera ia mengenali putranya, karena begitu mirip dengan dirinya sendiri ketika masih muda. Betapa bahagianya Raja menemukan putranya yang hilang, begitu pula sang Putra Mahkota.

Peri-peri salju mengizinkan Pangeran Arran untuk kembali ke istana.

Sudah sepantasnya kau kembali ke keluargamu,“ kata mereka, “Tapi pamitlah dulu kepada Kuda Bersayap Api. Dialah yang menyelamatkan nyawamu.

Pangeran Arran pergi menemui kuda perkasa itu. “Aku akan selalu siap menolongmu,“ ringkiknya. “Ambilah sehelai buluku. Simpan baik-baik. Jika kau membutuhkan aku, masukan bulu itu kedalam air dan… aku akan segera datang menyelamatkanmu.

Dengan penuh rasa terima kasih, Pangeran Arran kembali ke istana ayahnya. Dia menikah dengan seorang putri yang cantik jelita dan hidup bahagia.

Tapi, di balik kebahagian itu, dendam Gubernur Olaf membara. Dia mengira Pangeran Arran telah binasa ketika masih bayi. Dia lalu pergi ke raja negeri tetangga.

Jika kubocorkan rahasia pertahanan kerajaanku, maukah Anda menaklukkannya?” tanyanya. Pada raja tetangga. “Aku akan menjadi raja di sana, dan Anda akan kuupah dengan separuh kekayaan kerajaanku.

Jahat sekali. Tapi, bagi Gubernur Olaf, nampaknya itulah satu-satunya jalan yang masih terbuka.

Raja negeri tetangga setuju dan mengirimkan pasukannya untuk menyerang kerajaan Pangeran arran. Karena semua rahasia pertahanan telah dibocorkan oleh gubernur Olaf, tentu saja pasukan musuh menang.

Raja dan Pangeran Arran melihat serbuan itu dari jarak jauh. Mereka tahu bahwa Gubernur Olaf telah berkhianat. Raja kecewa sekali. Tapi Pangeran Arran tersenyum saja. Dimasukkanya bulu kuda ke dalam air dan, dalam sekejap mata muncullah si Kuda Bersayap Api.

Panggilkan angin ribut untuk mengusir pasukan musuh,” perintah Pangeran Arran kepada si kuda.

Musuh pun berhasil disapu bersih. Tunggang-langgang mereka lari kembali ke negerinya. Nasib Gubernur Olaf tak diketahui. Sejak itu, tak ada seorang pun yang berani bermusuhan dengan Pangeran Arran, karena mereka tahu, Pangeran Arran punya seekor kuda yang sangat sakti. Raja, Pangeran Arran, dan keluarganya hidup berbahagia.
 
Copyright © 2005, Bali Directory Designed and Managed by bali3000