Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > FolksTale > Raja Jin Dan Burung Balam - Jawa Barat
 
Raja Jin Dan Burung Balam - Jawa Barat
 
 
Dahulu kala ada seorang raja besar yang mempunyai dua belas orang putra, laki-laki semua. Raja ini sungguh aneh. Mestinya dia merasa bangga dengan semua anak laki-lakinya. Tapi ia malah mempunyai keinginan lain. Ia ingin sekali mempunyai seorang anak putri.

Padahal bagi seorang Raja anak laki-laki penting daripada anak perempuan, sebab anak laki-laki dapat melanjutkan garis keturunan secara jelas. Guna memenuhi keinginannya itu ia memanggil seorang dukun sakti agar memberi ramuan dan mantra supaya permaisuri melahirkan seorang putri. Sang dukun menyanggupi namun Sang Raja menyanggupi syarat tersebut tanpa mempertimbangkannya dengan permaisuri.

Raja gembira atas kesanggupan si dukun, ia akan mempunyai seorang putri. Sebaiknya permaisuri sedih karena berarti dia akan kehilangan dua belas puteranya jika ia melahirkan anak perempuan. Permaisuri berdoa siang malam agar kedua belas anaknya tidak dibunuh oleh raja jika lahir seorang putri darinya.

Permaisuri akhirnya mendapatkan akal dia telah menyuruh putranya pergi jauh pada saat ia hendak melahirkan. Setelah waktunya tiba, ternyata permaisuri melahirkan seorang putri. Permaisuri segera mengutus seseorang untuk memasang bendera merah. Melihat tanda itu dua belas orang putranya yang berada di luar perbatasan kerajaan segera pergi masuk hutan. Seperti pesan ibunya mereka tidak akan kembali ke istana lagi.

Sang Raja bahagia sekali karena terkabul permintaannya. Makin hari putrinya makin besar. Ia berani dan pandai. Lalu dia menanyakan kepada ibunya apakah dia, punya saudara, permaisuri mula-mula tak mau mengaku. Namun akhirnya tak dapat berbohong terus menerus. Sebab, putrinya selalu menemukan mainan anak laki-laki yang berjumlah dua belas. Akhirnya ibunya berterus terang bahwa putrinya sebenarnya mempunyai saudara laki-laki dua belas orang. Sekarang entah dimana, permaisuri tidak tahu. Putri yang cantik jelita itu memutuskan bahwa bagaimana pun caranya, ia harus menemukan saudaranya.

Keesokkan harinya putri itu kabur dari istana. Seluruh isi istana mencarinya, tapi tidak ditemukan. Permaisuri yang telah lama sakit-sakitan karena kepergian dua belas putranya, kini semakin sedih atas kepergian putrinya. Akhirnya ia meninggal, seluruh istana berkabung.

Sementara itu Sang Putri yang melarikan diri dari istana, keluar masuk hutan mencari dua belas saudaranya. Jika malam tiba ia memanjat pohon agar tidak diserang binatang buas.

Pada suatu hari, setelah kelelahan berjalan di tengah hutan, ia menemukan sebuah pondok. Ia ingin tahu siapa yang tidak menemukan air minum. Ternyata disitu diam seorang nenek yang sedang memperdalam ilmu kesaktian. Melihat putri itu si nenek merasa iba lalu diberikan makan minum kepada putri. Bahkan putri itu akhirnya tinggal menemani nenek tersebut.

Pagi hari biasanya si nenek keluar rumah mencari akar tumbuhan untuk jamu sedangkan sang putri ditinggal sendirian di dalam rumah. Padahal rumah si nenek tua berada di wilayah kekuasaan Raja Jin. Kedatangan sang putri istana di hutan itu ternyata sudah diketahui oleh Raja Jin penguasa hutan itu. Raja Jin segera datang ke tempat nenek tersebut. Ia menculik putri itu ketika nenek sedang tak ada di rumah. Raja Jin bermaksud memperistri putri tersebut. Namun putri tidak mau. Putri dibawa ke istana, ke taman yang indah tetapi putri sama sekali tidak tertarik.

Ketika Raja Jin itu bermaksud memeluknya, putri itupun menghindar.

Hal itu membuat Raja Jin marah.”Hai Putri yang cantik! Mengapa kamu tak mau menjadi istriku? Malah lari seperti anjing melihat harimau?

Seketika itu juga putri berubah menjadi seekor anjing.

Rasakan sekarang! Jika kamu tidak mau menjadi istriku, kamu akan tetap menjadi seekor anjing. Kalau kamu bersedia, aku akan membebaskanmu,” ancam Raja Jin tersebut.

Berpikirlah, aku beri waktu satu hari!

Anjing jelmaan itu mondar-mandir di taman diantara pot-pot bunga. Dalam hati putri yang telah berubah wujud itu selalu mohon kepada Tuhan agar dia dibebaskan dari penderitaannya. Sewaktu ia sedang berjalan-jalan dia mendengar pot-pot bunga berbicara satu dengan yang lainnya. Anjing penjelmaan itu menghentikan langkahnya. Ia bertanya pada pot-pot bunga itu siapa mereka sebenarnya. Salah satu pot bunga itu bercerita bahwa mereka dua belas bersaudara telah dikutuk menjadi pot oleh Raja Jin. Akhirnya anjing itupun menceritakan siapa dirinya. Mereka berbahagia karena telah menemukan saudaranya semua. Lalu mereka membuat rencana untuk menjebak si Raja Jin.

Pada suatu hari Raja Jin datang, anjing jelmaan putri menyatakan sanggup menjadi istrinya, tetapi semua permintaan putri nanti harus dituruti. Raja Jin gembira sekali. Ia segera membebaskan putri dari kutukan. Seketika itu juga gadis itu telah kembali ke ujudnya semula, seorang putri yang cantik jelita.

Setelah bebas putri mengajukan permintaanya, yang pertama pot-pot itu harus dibebaskan, agar dia punya teman manusia biasa. Raja Jin menyanggupi.

Yang kedua putri sebagai calon istri harus tahu dimana letak kesaktian Jin, agar kelak tak terjadi kesalahan.

Raja Jin pun memberitahukan bahwa kesaktiannya ada di dalam “Burung Balam” yang ada di sangkar emas belakang istana. Semua rahasia ini disampaikan putri kepada saudaranya secara sembunyi.

Sekarang kita harus membagi tugas,” kata putra tertua.

Mereka membagi tugas. Sang Putri akan menemani Raja Jin bercengkrama di taman sambil menyulam baju untuk persiapan pesta perkawinan.

Para jin-jin yang mengawal istana juga dilibatkan dalam kesibukan yang padat untuk mempersiapkan pesta meriah perkawinan raja mereka.

Sementara itu putra tertua segera masuk ke ruangan bawah dibelakang istana.

Pada saat yang sama Raja Jin sedang bercengkrama, menikmati keindahan taman dengan sang Putri. Saat itulah digunakan oleh saudara-saudara putri untuk beraksi. Putra tertua mencari kandang burung balam di belakang istana.

Dengan susah payah akhirnya ia dapat menemukan ruang bawah tanah itu. Memang disana ada sangkar emas berisi burung balam berwarna merah darah. Sangkar itu ternyata sangat kuat dan berat.

Putra tertua sudah berkali-kali mencoba membuka pintu sangkar namun tidak pernah berhasil.

Apakah yang harus kulakukan? Bagaimana caranya menghabisi nyawa burung ini?” ia terus berpikir keras.

Karena tak dapat membuka pintu sangkar, maka akhirnya ia angkat sangkar itu lalu dibawa keluar. Ia berlari kearah kolam besar, sarang itu dimasukkan ke dalam kolam dan diberi batu besar agar tidak terapung. Sang Raja Jin yang sedang bercengkrama itu tiba-tiba menjerit-jerit kesakitan dan masuk ke dalam kolam di tengah taman dan tidak pernah muncul-muncul lagi.

Putra tertua segera mengumpulkan semua jin-jin pengawal istana. Ia berkata kepada mereka,”Aku telah membunuh Raja kalian. Mulai sekarang, siapa saja yang tidak tunduk kepadaku, maka aku akan membunuhnya.

Para jin pengawal itu ketakutan mendengar ucapan putra tertua, sejak saat itu saudara putri yang tertua diangkat menjadi Raja, yang lain diangkat sebagai pejabat kerajaan. Putri hidup bahagia dengan saudara-saudaranya. Nenek tua yang pernah menolong putri dipanggil agar tinggal di istana menemani sang Putri.
 
Copyright © 2005, Bali Directory Designed and Managed by bali3000