Bali Overview Accommodation Dining Travel MICE Trading Art Galleries Fashion Textile Adventure Jewelry Advertise Others Contact
 
Play Group  
Kindergarten  
Elementry/Junior High School  
High School  
College  
University  
Courses & Degrees  
International School  
Folks Tale  
Story  
Others  
 
All About Bali  
Useful Info  
Company Info  
Site Map  
Advertise  
Contact  
Help  
Home  
Home > Education > Story > Pacuan Kuda
 
Pacuan Kuda
 
Ketika Sun kembali ke negara Qi, Jenderal Tian Ji memintanya untuk tinggal di rumahnya. Jenderal itu memperlakukan Sun dengan penuh hormat dan mengagumi pengetahuannya yang luar biasa dalam strategi militer.

Jenderal Tian suka berjudi pacuan kuda dengan raja dari negara Qi dan kaum bangsawan lainnya. Dia hampir selalu kalah dalam perjudian itu. Sun mengamati bahwa semua kuda pacuan dibagi ke dalam tiga kelas dan kualitas kuda dalam kelas yang sama tidak banyak berbeda.

Dia meminta Jenderal Tian untuk bertaruh banyak pada pertandingan berikutnya.

Saya janji kamu akan menang,” katanya.

Tian mengambil seribu ons emas untuk memasang taruhan melawan raja. Pada ronde pertama, Sun memberitahu Tian untuk menggunakan kuda kelas ketiganya untuk bertanding dengan kuda kelas satu raja. Di ronde kedua, kuda kelas pertama Tian digunakan untuk melawan kuda kelas kedua raja. Kemudian di final, kuda kelas kedua Tian digunakan untuk melawan kuda kelas ketiga raja.

Akhirnya, Tian kalah pada ronde pertama tetapi menang pada ronde kedua dan ketiga. Raja kalah seribu ons emas. Setelah perlombaan, Tian Ji memperkenalkan Sun Pin kepada raja dan menjelaskan bagaimana Sun Pin telah membantunya untuk memenangi pertandingan tersebut. Raja sangat kagum akan strategi Sun Pin dan menunjuknya sebagai penasihat senior militernya.

Setelah dia menetap di Qi, Sun berupaya mencari paman dan sepupunya, tetapi mereka tidak ditemukan di mana pun. Sun menyadari bahwa orang yang berbicara dengan logat Qi adalah penipu. Ia pasti orang upahan Pang Juan. Surat tentang kematian pamannya adalah bagian dari taktik Pang Juan juga.

Pada tahun 354 S.M. Pang Juan memimpin pasukan berjumlah 80.000 orang untuk menyerang Handan, ibu kota negara Zhao. Zhao meminta bantuan dari negara Qi. Raja dari negara Qi bermaksud menunjuk Sun Pin menjadi kepala komandan pemimpin pasukan untuk menyelamatkan negara Zhao tetapi Sun menolak karena menurutnya dia seharusnya menjadi tawanan di Wei, sehingga tidaklah pantas baginya untuk menjadi kepala komandan Qi. Maka, Tian Ji menjadi kepala komandan dan Sun Pin menjadi kepala stafnya.

Tian Ji ingin langsung menuju Zhao, namun Sun Pin mempunyai ide yang lain.

Untuk menguraikan sebuah simpul, kamu perlu kesabaran untuk menemukan ujung tali itu. Untuk menghentikan pertempuran, kamu seharusnya tidak terjun ke dalamnya. Sekarang ini, seluruh pasukan terbaik negara Wei ada di Negara Zhao. Hanya yang lemah yang ditinggal untuk mempertahankan negara. Maka jika kita menyerbu Negara Wei, memotong jalur persediaannya, mengambil alih kedudukan militernya dimana pertahanannya lemah, pasukan Pan Juan akan dipaksa kembali untuk mempertahankan wilayahnya sendiri. Kemudian kita tidak hanya menyingkirkan blokade di ibu kota Zhao, tetapi juga mempermalukan Wei.

Tian berpikir bahwa itu adalah ide yang cemerlang.

Pasukan negara Wei hampir menduduki ibu kota Zhao ketika mendengar kabar bahwa tentara negara Qi sedang menyerbu negaranya dan ibu kota mereka diserbu. Pang Juan memerintahkan pasukannya untuk kembali.

Pasukan yang menyerbu ibu kota Wei, Daliang, yang sekarang adalah Kaifeng di Propinsi Henan, hanyalah sebagian dari pasukan tentara Qi. Pasukan utamanya sedang menunggu dalam persembunyian di rute yang dituju Pang Juan untuk mundur. Pang kehilangan 20.000 orangnya dalam pertempuran itu, dan negara Wei dipaksa untuk berdamai dengan negara Zhao.

Mulai saat itu, Pang Juan belajar dan juga terkejut, bahwa Sun Pin masih hidup dan bekerja untuk pasukan negara Qi.
 
Prev | Next
 
Komentar: Buku Sun Pin mengenai seni perang ditemukan pada tahun 1972 ketika sejumlah arkeolog China menemukan kuburan dari zaman dinasti Han.

Jika Sun Pin hanya mempunyai ketabahan tanpa kemauan yang sekuat baja, dia mungkin tidak dapat betahan. Jika dia hanya mempunyai kemauan yang kuat untuk hidup tetapi tidak mempunyai pengetahuan tentang seni perang, dia mungkin tidak dapat membalas dendam pada musuhnya. Kombinasi dari kualitas yang disebut di atas itulah yang membuatnya menjadi figur yang paling hebat dalam sejarah China.
 
KONFUSIUS
Seseorang berkata, “Bayarlah sebuah luka dengan kebaikan.”
Sang Guru berkata: “Jika kamu membalas luka dengan kebaikan, lalu dengan apa kamu akan membalas kebaikan? Kamu seharusnya membayar sebuah luka dengan keadilan dan kebaikan dengan kebaikan.”
 
Taken From Michael C. Tang Book
Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para Pemimpin
 
Copyright © 2005-2024, Bali Directory Designed and Managed by bali3000